Anjing sahabat manusia! Manusia musuh anjing?

>> Minggu, 22 Februari 2009

Ketika aku masih delapan tahun, di rumah kami ada seekor anjing. Betina.Jadi kami namai dia Molli. Ibuku sangat menyayanginya. Aku kebagian tugas memberi Molli makan pagi dan sore. Molli lembut dan ramah. Warna bulunya coklat muda. Ia hanya bermain diseputar halaman rumah.

Musim kawin anjing, membawa keributan. Banyak anjing jantan berkeliaran, ribut sekali. Tetangga kami mulai terganggu. Jadi...Molli tak boleh lagi ada di halaman. Tetapi.........kami terlambat. Molli sudah hamil. Kami melihat perutnya makin besar. Kami menunggu dengan gembira, berapa kira-kira jumlah anaknya.

Pada suatu malam......ada seseorang menyelinap ke halaman rumah kami. Molli menyalak keras. Kami terbangun dari tidur. Si pencuripun kabur. Kami tidak melihat wajahnya karena gelap.
Seminggu kemudian.....ada keributan besar. Ada seorang lelaki muda tetangga kami marah sekali. Ia berteriak-teriak lantang:"Bunuh..bunuh...anjing keparat itu sudah menggigit aku. Bisa gila jika kena gigit anjing. Ayo...keluar kamu ..lihat sini.! Atau mau kami hancurkan rumahmu!
Kami semua kaget. Untung....pegawai-pegawai pembelah kayu, memegang orag kalap itu. Akhirnya....dengan lemah lembut, ibuku menenangkannya, lelaki itu kami bawa ke dokter. Kami memberi uang juga sebagai kompensasi. Tetapi..........ia tidak puas.

Akhirnya, keputusan jahat diambil. Mereka....tetanggaku itu menghasut semua orang yang menajiskan anjing, sepakat "merajam" molli. Kami sangat sedih. Mereka menolak ketika kami berjanji mengungsikan Molli ke tempat yang jauh. Dengan sangat brutal,Molli yang malang ditimpuki batu-batu oleh segerombolan orang, sementara lehernya diikat dengan tambang yang besar.

Saat penyiksaan berlangsung, kami menangis sambil berpelukan di dalam kamar. Aku dilarang ibu untuk keluar. Molli yang sedang hamil, mati mengenaskan. Berdarah...matanya terbuka. Kami menguburkannya di halaman luas pabrik beras tempat ayahku bekerja. Sejak itu kami tak lagi"berani " memelihara anjing!

Belasan tahun kemudian, aku memelihara anjing. Suamiku suka pada anjing. Kami memungut bayi-bayi anjing dari tempat sampah, atau kebun kosong. Anak anjing yang kelaparan dan kotor, kami bawa pulang. Kami merawatnya dengan sayang. Anak-anakku bercanda dengan mereka. Mereka...ada yang mati karena tua....ada juga yang mati karena diracuni orang.

Yang paling mengharukan dari para anjing kami itu, mereka dapat mengenali derum mobil kami, membedakan apakah itu derum mobil tetangga atau mobil anak-anak kami saat mereka berkunjung. Anjing peliharaan kami mengerti pembicaraan kami. Saat cucuku ulang tahun, ia ikut bergabung. Ekornya berkibas riang, jika kami pulang setelah seharian berpergian. Pendek kata, mereka seakan memahami perasan kami majikannya. Jika kami sedang sedih, mereka diam dengan manis di sudut kursi. Jika kami gembira, mereka menari melonjak-lonjak.

Celakanya....banyak orang suka pada anjing bukan cuma sebagai teman, tapi mau menyantap dagingnya. Jadi....ada yang tega menjerat anjing untuk memangsanya. Tragiskan? Anjing dianggap binatang galak menakutkan, jadi mitos makan daging anjing berbulu hitam mulus bisa menambah wibawa, menjadikan manusia pemangsa anjing penjaga rumah!

Anjing kami Bleki, dua kali lolos dari maut. Bulunya hitam berkilau. Badannya tinggi besar. Sosoknya gagah menakutkan. Ia penjaga rumah yang handal. Kami hampir tak pernah mengunci pintu pada malam hari. Bleki selamat ketika ia tertabrak mobil. Ia sembuh dari luka kecelakaan dan tetap gagah. Kemudian ada yang meracuninya. Ia selamat setelah kami rawat dengan air kelapa hijau. Sayang...........Bleki, harus mati ditangan penjarah daging anjing.

Ia dibius lalu dilukai pada bagian kepala. Bleki terhuyung pulang ke rumah. Merintih sedih sebelum akhirnya menutup mata untuk selamanya. Kami menguburkan dia dengan duka. Apakah kami akan kapok untuk memelihara anjing? Tidak! Baru saja kami memungut Boni. Ia dibuang orang di kebun kosong. Bulunya hitam seperti Bleki. Saat ini boni sudah delapan bulan. Tidak besar seperti Bleki, tapi...penurut dan setia sama seperti anjing-anjing kami yang sudah tiada. Molli,Lehwa,Brown,Boy,Brandon, Geboi,Sipungut,Melli, dan Brandon yunior.

0 komentar:

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP