Sang Anak Raja

>> Jumat, 27 Februari 2009

Harus diakui, banyak orang berjuang mati-matian untuk dapat masuk ke masyarakat kelas atas. Bermacam cara ditempuh. Dari meningkatkan kemampuan finansial, intelektualitas, skill, hingga meninggkatkan penampilan diri dengan membenahi bentuk tubuh, wajah, dsbnya.

Kita lihat, di masyarakat dalam dunia ini, ada bermacam komunitas. Dan salah satunya komunitas masyarakat kelas atas yaitu golongan keturunan ningrat dan bangsawan, Mereka mempunyai temapt special, kegiatan special dan acara special yang hanya bisa diikuti oleh anggota kelompok mereka sebagai komunitas khusus dengan kriteria khusus pula. Jika ada anggota baru yang dapat masuk ke situ, dipastikan karena rekomendasi dari salah satu anggota senior atau anggota yang sangat dihormati.Mereka dianggap layak melalui seleksi pribadi atau kelompok dan dianggap layak menjadi anggota.

Kebanggan menjadi anggota komunitas kelas atas, membuat banyak orang berlomba -lomba berupaya sekuat tenaga menjalani pelbagai persyaratan termasuk membayar dengan harga yang sangat mahal.

Ada seorang Anak Raja. Raja ini,penguasa alam semesta. Kaya raya, dan sangat berkuasa. Pada suatu kali, Dia keluar dari kerajaan Nya. Meninggalkan gemerlap kekuasaan Bapa. Pergi ke komunitas yang dianggap rendah. Jelata, mereka yang sudah miskin, cacat, dan tidak punya apa-apa. Ia masuki komunitas itu dengan bersahaja. Membuang jubah kebesaranNya dan menggantinya dengan pakaian kasar seperti mereka. Makan seperti mereka dan tidur dengan mereka. Ia tidak dikenali sebagai anak Raja. Kenapa? Karena penampilannya bukan seperti penguasa. Ia lembut, sabar, mau mendengar, dan penuh kasih pada mereka. Pelbagai kesulitan hidup mereka diatasinya. Komunitas jelata sengsara ini, jadi berubah. Mereka kini bahagia.

Perubahan sikap hidup mereka dari tidak berpengharapan menjadi berpengharapan, mendorong komunitas kelas atas ingin memasuki komunitas mereka. Rupanya....kekayaan, popularitas diri, kekuasaan sebagi bangsawan, terasa hambar dan membosankan. Banyak kata-kata palsu, ke pura-puraan dan kebohongan..Di belakang, mereka sering saling iri hati, mau menjatuhkan harga diri satu sama lain dengan mencritak gossip murahan membandingkan kehebatan dan mengarang ceita bohong.

Mata tajam anak Raja ini...mata yang penuh kasih. Bukan mata menusuk penuh selidik. SenyumNya senyum tulus, bukan senyum palsu yang licik. Pembelaannya kepada yang tertindas, pembelaan jujur tanpa pamrih. Bukan untuk mencari keuntungan atau kebanggaan, apalagi mengundang tepuk tangan. Jadi, berduyun-duyun para kaum ningrat, bangsawan, meninggalkan komunitas asal mereka dan "turun" memasuki komunitas baru ini.

Suatu hari, ada sekumpulan orang degil yang marah. Mereka tidak suka melihat yang papa jadi sejahtera, yang sakit jadi sehat, yang menderita jadi gembira, yang putus asa jadi berpengharapan. Maka....mereka menggalang kekuatan, bersepakat dengan sesama manusia degil, membunuh sang Anak Raja. Mereka puas. Mereka telah mengembalikan komunitas rendah kembali jadi rendahan. Keagungan dan kehormatan serta kekuasaan, sekarang..kembali ke tangan mereka. Benarkah?

Read more...

Anjing sahabat manusia! Manusia musuh anjing?

>> Minggu, 22 Februari 2009

Ketika aku masih delapan tahun, di rumah kami ada seekor anjing. Betina.Jadi kami namai dia Molli. Ibuku sangat menyayanginya. Aku kebagian tugas memberi Molli makan pagi dan sore. Molli lembut dan ramah. Warna bulunya coklat muda. Ia hanya bermain diseputar halaman rumah.

Musim kawin anjing, membawa keributan. Banyak anjing jantan berkeliaran, ribut sekali. Tetangga kami mulai terganggu. Jadi...Molli tak boleh lagi ada di halaman. Tetapi.........kami terlambat. Molli sudah hamil. Kami melihat perutnya makin besar. Kami menunggu dengan gembira, berapa kira-kira jumlah anaknya.

Pada suatu malam......ada seseorang menyelinap ke halaman rumah kami. Molli menyalak keras. Kami terbangun dari tidur. Si pencuripun kabur. Kami tidak melihat wajahnya karena gelap.
Seminggu kemudian.....ada keributan besar. Ada seorang lelaki muda tetangga kami marah sekali. Ia berteriak-teriak lantang:"Bunuh..bunuh...anjing keparat itu sudah menggigit aku. Bisa gila jika kena gigit anjing. Ayo...keluar kamu ..lihat sini.! Atau mau kami hancurkan rumahmu!
Kami semua kaget. Untung....pegawai-pegawai pembelah kayu, memegang orag kalap itu. Akhirnya....dengan lemah lembut, ibuku menenangkannya, lelaki itu kami bawa ke dokter. Kami memberi uang juga sebagai kompensasi. Tetapi..........ia tidak puas.

Akhirnya, keputusan jahat diambil. Mereka....tetanggaku itu menghasut semua orang yang menajiskan anjing, sepakat "merajam" molli. Kami sangat sedih. Mereka menolak ketika kami berjanji mengungsikan Molli ke tempat yang jauh. Dengan sangat brutal,Molli yang malang ditimpuki batu-batu oleh segerombolan orang, sementara lehernya diikat dengan tambang yang besar.

Saat penyiksaan berlangsung, kami menangis sambil berpelukan di dalam kamar. Aku dilarang ibu untuk keluar. Molli yang sedang hamil, mati mengenaskan. Berdarah...matanya terbuka. Kami menguburkannya di halaman luas pabrik beras tempat ayahku bekerja. Sejak itu kami tak lagi"berani " memelihara anjing!

Belasan tahun kemudian, aku memelihara anjing. Suamiku suka pada anjing. Kami memungut bayi-bayi anjing dari tempat sampah, atau kebun kosong. Anak anjing yang kelaparan dan kotor, kami bawa pulang. Kami merawatnya dengan sayang. Anak-anakku bercanda dengan mereka. Mereka...ada yang mati karena tua....ada juga yang mati karena diracuni orang.

Yang paling mengharukan dari para anjing kami itu, mereka dapat mengenali derum mobil kami, membedakan apakah itu derum mobil tetangga atau mobil anak-anak kami saat mereka berkunjung. Anjing peliharaan kami mengerti pembicaraan kami. Saat cucuku ulang tahun, ia ikut bergabung. Ekornya berkibas riang, jika kami pulang setelah seharian berpergian. Pendek kata, mereka seakan memahami perasan kami majikannya. Jika kami sedang sedih, mereka diam dengan manis di sudut kursi. Jika kami gembira, mereka menari melonjak-lonjak.

Celakanya....banyak orang suka pada anjing bukan cuma sebagai teman, tapi mau menyantap dagingnya. Jadi....ada yang tega menjerat anjing untuk memangsanya. Tragiskan? Anjing dianggap binatang galak menakutkan, jadi mitos makan daging anjing berbulu hitam mulus bisa menambah wibawa, menjadikan manusia pemangsa anjing penjaga rumah!

Anjing kami Bleki, dua kali lolos dari maut. Bulunya hitam berkilau. Badannya tinggi besar. Sosoknya gagah menakutkan. Ia penjaga rumah yang handal. Kami hampir tak pernah mengunci pintu pada malam hari. Bleki selamat ketika ia tertabrak mobil. Ia sembuh dari luka kecelakaan dan tetap gagah. Kemudian ada yang meracuninya. Ia selamat setelah kami rawat dengan air kelapa hijau. Sayang...........Bleki, harus mati ditangan penjarah daging anjing.

Ia dibius lalu dilukai pada bagian kepala. Bleki terhuyung pulang ke rumah. Merintih sedih sebelum akhirnya menutup mata untuk selamanya. Kami menguburkan dia dengan duka. Apakah kami akan kapok untuk memelihara anjing? Tidak! Baru saja kami memungut Boni. Ia dibuang orang di kebun kosong. Bulunya hitam seperti Bleki. Saat ini boni sudah delapan bulan. Tidak besar seperti Bleki, tapi...penurut dan setia sama seperti anjing-anjing kami yang sudah tiada. Molli,Lehwa,Brown,Boy,Brandon, Geboi,Sipungut,Melli, dan Brandon yunior.

Read more...

Nostalgia

>> Jumat, 20 Februari 2009

Empat puluh empat tahun yang lalu, dia cuma seorang remaja bertubuh kecil sekelas denganku. Bersepeda dari rumah ke sekolah di sebuah SMA negeri satu-satunya kala itu.
Pakaiannya selalu rapih, maklum ia anak seorang guru.
Di kelas, aku duduk persis di belakangnya, karena itu aku suka mengganggunya.
Kadang ia kesal, lalu melotot dengan marah. Aku cuma tertawa.
Kini......ia seorang menteri negara dari negeri berpenduduk ratusan juta jiwa
Wajahnya kerap muncul di pelbagai TV swasta
Ia menjadi tuan rumah ketika mantan ibu negara amerika bertamu sebagai Menlu
Aku masih mengenali wajahnya sebab tiga tahun sekelas di SMA.
Ya.....hidup manusia, siapa dapat memprediksi kisah lanjutannya?
Aku sangat yakin....jika bertemu denganku, beliau pasti lupa, aku teman sekelas pengganggunya.

Empat puluh dua tahun yang lalu, ia perempuan tangkas yang gagah
keluar masuk rumah orang sebagai tenaga buruh cuci dan strika
Aku memperkerjakannya dan ia sangat betah
Sebab.........kami menanggung makan mereka sekeluarga
Tiga liter sehari beras ditanak, padahal aku cuma punya dua putra cilik usia tiga dan lima
Kami tidak cerewet, sebab memang beras di rumah kami selalu ada.
Ia menjadi tamu kami jelang lebaran tiba.
Tubuh tambunnya terseok melangkah sambil membawa oleh-oleh tapai dan uli buatannya.
Ditemani anaknya, menantu dan cucunya
Aku terperangah...........Ia masih ingat mengunjungi kami setelah kami pindah rumah sekian lama.
Lalu......tahun berikutnya...aku mendengar ia sudah tiada. Sakit sebentar saja, begitu kata anaknya.
Ya.....manusia...........perjalanan hidup kami , siapa dapat memprediksinya?

Aku kini, perempuan tua yang bahagia
dikelilingi sembilan cucu, lima putra dan lima menantu perempuan jelita
Mereka begitu berharga bagi diriku sekarang
Kami tertwa, menangis,bercanda, dalam keyakinan nyata........
Bahwa Allah selalu menyertai hidup kami tanpa kami dapat memprediksi apa jadinya
Kami hanya punya iman, bahwa Tuhan sudah tahu...........setiap jalan hidup manusia
Dan kami melakoninya dengan syukur,karya, kerja keras dan doa

Read more...

  © Free Blogger Templates Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP